teks

Selamat Datang di DBMP Corner's Blog

DBMP Corner merupakan nama mading (majalah dinding) dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Situbondo yang diaplikasikan dalam bentuk blog. Pembentukan blog ini bertujuan untuk mempermudah teman-teman di DBMP yang tidak sempat membaca langsung di mading kantor bisa mengunjungi blog ini. Selain itu juga berbagi informasi bagi siapa saja yang mengunjungi blog ini.
Semoga blog ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.

Tahukah Anda


Mengapa Sehabis Makan Kita Mengantuk


Apakah penjelasan ilmiah terjadinya rasa mengantuk sehabis kita makan ini? Ada dua mekanisme utama yang bekerja pada kondisi ini yaitu aktivasi sistem syaraf parasimpatetik dan perubahan hormonal yang akan mempengaruhi kerja otak. Setelah makan kenyang, maka akan terjadi peralihan kontrol tubuh dari sistem syaraf simpatetik ke sistem syaraf parasimpatetik. Seperti kita ketahui sistem syaraf simpatetik berfungsi untuk mengontrol gerakan otot-otot yang bisa kita kendalikan, sedangkan sistem syaraf parasimpatetik bersifat otomatik artinya diluar kendali kita dan tidak membutuhkan pikiran kita untuk bekerja. Karena sistem syaraf simpatetik menurun fungsinya, maka akan timbul perasaan lesu, rasa rileks dan keinginan untuk tidur.
Pada saat yang sama, glukosa yang diserap dari makanan akan menyebabkan kadar hormon insulin meningkat. Insulin yang meningkat ini selanjutnya akan memicu zat tryptophan mengalir melalui pembuluh darah masuk ke otak. Di dalam otak, tryptophan ini akan diubah menjadi serotonin dan selanjutnya serotonin ini berubah menjadi melantonin, suatu zat yang membuat kita mengantuk dan tertidur. Jenis makanan yang terutama menyebabkan rasa mengantuk ini adalah karbohidrat. Semakin banyak kandungan karbohidrat yang kita makan, semakin cepat kita mengantuk.
Pertanyaan lain yang sering membuat kita penasaran adalah mengapa pada saat akan mulai tertidur, tiba-tiba kita seperti terkejut dan merasakan seperti mau jatuh dari ketinggian. Istilah ’terjingkat’ dari tidur ini dalam bahasa awam Inggris dinamakan sleep start atau night start. Dalam terminologi medis dia dinamakan hypnic jerk atau hypnagogic jerk. Kondisi ini terjadi pada fase hypnagogia (saat peralihan antara kondisi terjaga/awake dan tertidur/asleep) dan juga pada fase REM (Rapid Eye Movement) di mana kita sedang bermimpi. Pada kedua fase ini, pernafasan dan denyut jantung akan melambat karena otot paru dan jantung menjadi rileks, demikian pula otot-otot tubuh yang lainnya. Kondisi relaksasi yang mendadak ini diinterpretasikan oleh otak sebagai situasi ’kita sedang terjatuh’ (a fall), sehingga otot-otot segera menegang dan kita terkaget. Pada fase REM ini sering kita bermimpi jatuh dari ketinggian sebelum terjadinya hypnic jerk ini.
Menurut penelitian, ada sejumlah faktor yang menyebabkan hypnic jerk ini seperti kecemasan, stres, minum kopi terlalu banyak dan juga kerja berat yang dilakukan pada sore harinya. Sudah barang tentu kalau kita mengalami sleep start berkali-kali dalam semalam, akan mengakibatkan gangguan tidur karena bolak-balik terjaga.

Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/

~ikh~


Anak Pemarah, Mengapa?

Emosi  adalah merupakan gejala kejiwaan yang tidak bisa diredam seketika. Emosi dapat dikendalikan dengan jalan menahan diri dan menguasainya. Penguasaan diri sebaiknya dilatihkan orang tua pada anak, sebab ini penanganan yang paling tepat. Tidak mungkin ayah dan ibunya bisa menghentikan dengan mengandalkan kekuatannya. Emosi yang dikendalikan dari dalam diri adalah yang paling bagus, sedang pengendalian dari luar justru membuat anak jadi tertekan dan jiwanya bergolak, bisa-bisa kepribadiannya pecah. Karena itu orang tua harus berhati-hati. Buatlah si anak mampu mengerem sendiri semua gejolak yang menyerang jiwanya.  
Mengapa anak bersifat emosional ?   Seorang anak akan berontak sebagai pelampiasannya terhadap larangan-larangan orang tuanya. Misalnya anak yang dilarang bermain, anak pasti akan berontak. Suka bermain adalah sifat anak, yang fitrah. Orang tua dan para guru harus peka memperhatikan masalah ini. Jangan suka melarang anak untuk tidak bermain sepanjang itu tidak membahayakan dirinya. Arena yang membahayakan bisa dialihkan dengan kegiatan yang mengandung tantangan tapi mempunyai nilai pendidikan yang bagus. Hal ini juga tela h kami paparkan diatas.  
Apa Penyebab Emosional Anak ?   Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi emosional, antara lain ;  
1. Iri Hati Dan Cemburu. Orang tua yang tidak menunjukan kasih sayang dan perhatian yang sama terhadap anak-anaknya dapat memicu kecemburuan anak. Perlakuan yang tidak adil akan memercikan amarah seorang kakak terhadap adiknya atau sebaliknya. Agama memberikan perintah agar dalam membewri sesuatu, orang tua harus bersikap adil.  
2. Keusilan Saudara Atau Temannya. Keusilan saudara atau temen-temannya akan membuat si anak marah-marah. Agar tidak terjadi keributan yang lebih lanjut, sebaiknya ia dipisahkan dengan teman-temannya yang suka menganggu.  
3. Meniru Sikap Ayah - Ibunya. Orang tua yang emosional secara otomatis membawa ke arah sifat yang sama. Menahan diri dan berakhklan sabar merupakan akhklak yang harus diteladankan orang tua terhadap anak-anaknya sebagai suatu pengajaran akhklak dan kepribadian.  
4. Beban Melebihi Kapasitas. Jangan memberi tugas yang melampaui batas pada buah hati Anda. Tidak akan menghasilkan sesuatupun kecuali ketidaktaatan semata.
Marah yang berlebihan akan menyebabkan timbulnya penyakit jantung dan hipertensi. Jika anak menangis yang berlebihan, dengan "kelosotan di lantai", lalu mencakari muka dan tubuhnya, "demonstrasi" semacam ini harus segera dihentikan. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kejiwaan anak. Cara  ini sangat baik dalam mengatasi putra-putri Anda secara tepat. Ada kalanya, marah sambil menangis itu merupakan cara dia untuk merajuk agar yang diinginkannya terraih. Kita harus waspada, merajuk seperti itu tidaklah selalu kita toleransi. Dengan tidak selalu menuruti rengekkannya, maka sifat merajuk seperti itu akan berhenti dengan sendirinya. Walaupun watak marah itu tidak bagus, tapi jangan dipadamkan sama sekali. Amarah sebagai gejala kejiwaan yang umum tetap dibutuhkan oleh manusia. Penanganan yang baik adalah dengan melatih si anak mengendalikan diri agar tidak berlebih-lebihan. Bahkan jika anak kita memiliki temperament seperti itu, kita dapat menyalurkannya ke fungsi-fungsi yang tepat, misalnya ; untuk membela kehormatan diri dan sebagainya.   " Waspadalah kalian terhadap amarah, sesungguhnya ia adalah bara api yang menyala di hati keturunan Adam. Tidaklah Anda melihat kepada seseorang diantara kamu bila ia marah bagaimana matanya menjadi merah dan urat-urat lehernya tegang. Dan bila seseorang akan marah, hendaklah berbaring atau menempelkan dirinya ke tanah."

~uun~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar